Penulis: Safa Kamila Oktavia, di review oleh Cintya Ayu Permatasari, S.Gz, RD
TBC adalah penyakit paru-paru yang terjadi karena serangan kuman bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebabkan pengidapnya mengalami gejala berupa batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Batuk yang menjadi gejala penyakit ini biasanya disertai dahak dan terkadang mengeluarkan darah.
Siapa yang paling berisiko TBC
TBC dapat dialami siapa saja, namun sebagian besar menyerang orang-orang pada usia produktif mereka. Di negara berkembang, 95 persen kasus berakhir pada kematian.
Terutama bagi mereka yang terserang HIV akan 19 kali lebih mudah terkena tuberkulosis aktif, karena bagi penderita HIV sangat rentan terkena penyakit diakibatkan oleh daya tahan tubuh penderita HIV sangat rendah. Selain itu, risiko TB aktif juga lebih besar pada kondisi lain yang merusak kekebalan tubuh. Orang yang menderita kekurangan gizi 3 kali lebih berisiko TB. Secara global ada 2,3 juta kasus TB baru pada 2018 yang disebabkan oleh kurang gizi.
Anak-anak juga termasuk yang paling berisiko terhadap penyakit tuberkulosis. Penyakit tuberkulosis pada anak lebih sulit untuk didiagnosis.
Kasus TB pada anak juga terbilang tinggi, 1,1 juta anak dengan rentan usia 0-14 tahun mengidap tuberkulosis dan 230.000 anak-anak (termasuk anak-anak dengan TB dan HIV) pada 2018 meninggal karena penyakit ini.
Selain itu, ada beberapa hal lain seputar TBC yang perlu diketahui dan diwaspadai. Apa saja?
Gejala-gejala TBC
Gejala penyakit ini sendiri tergantung dari mana bakteri berkembang dalam tubuh. Untuk penyakit tuberkulosis aktif, pada umumnya memiliki gejala sebagai berikut:
- Batuk yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih.
- Nyeri pada dada
- Batuk berdahak dan berdarah.
- Lemah dan mudah lelah.
- Penurunan berat badan.
- Panas dingin.
- Berkeringat di malam hari.
Ada juga beberapa gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ tubuh mana yang terlibat.
- Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, dan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Langkah pencegahan penularan TBC, anda harus memahami etika batuk atau bersin sebagai berikut:
- Gunakan Masker
- Tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu
- Jangan lupa membuangnya ke tempat sampah
- Cucilah tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
Makanan Bergizi Untuk Penderita TBC
- Makanan kaya kalori : Dirjen Pelayanan Kesehatan RI menetapkan standar kebutuhan kalori yang wajib dipenuhi penderita TBC adalah 40-45 kkal dari berat badan per harinya. Hasil penelitian yang berjudul Tuberculosis and Nutrition juga menyebutkan menambah konsumsi makanan sumber energi, seperti karbohidrat, protein, lemak yang merupakan sumber energi utama selama 6 minggu dalam masa pengobatan TBC bisa membuat peserta memiliki kondisi fisik yang lebih baik dibandingkan kelompok yang tidak diberikan energi tambahan.
- Makanan yang mengandung karbohidrat : nasi, bubur, nasi tim, kentang, roti, gandum
- Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh, antara lain: ikan, kacang-kacangan, susu rendah lemak, daging rendah lemak
- Makanan yang tinggi protein : ayam, susu, keju, telur, tahu, tempe
Contoh menu makanan ideal untuk penderita TBC
Pastikan dalam setiap porsi menu makanan Anda telah memenuhi jenis-jenis makanan dengan kandungan nutrisi tersebut. Penderita TBC idealnya mengonsumsi makanan utama sebanyak 3 kali dalam sehari dan 1-2 kali makanan selingan di selang waktu jadwal makan utama.
Jika Anda bingung menentukan kombinasi jenis makanan untuk menu makan sehari-hari yang mencukupi kebutuhan nutrisi sekaligus meningkatkan imunitas, Anda dapat mengikuti contoh anjuran menu makan sehat untuk penderita TBC dari Kementerian Kesehatan RI.
Menu sarapan atau makan berat sebelum pukul 12 siang:
- Nasi
- Sup ayam
- Tumis buncis dan wortel
- Susu
Makanan selingan pada pukul jam 10.00:
- Bubur kacang hijau
- Buah
Menu makan siang:
- Nasi
- Pepes ikan
- Tahu telur goreng
- Sayur asem
- Buah Pepaya
Menu makan sore atau malam:
- Nasi
- Ayam goreng
- Tempe goreng
- Cah kangkung
- Buah pisang
Apa yang harus dihindari saat menderita TBC?
Intinya adalah kita menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi berbagai macam makanan sehat, melakukan olahraga teratur, mendapatkan waktu tidur yang cukup, dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Yang tidak kalah penting adalah selalu rutin mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. Semua hal ini bisa membantu pasien penderita TBC lebih cepat sembuh dari penyakit TBC. Beberapa kebiasaan yang harus dikurangi atau hindari saat menderita TBC adalah:
- Batasi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, dan minuman bersoda
- Batasi konsumsi makanan dengan lemak tinggi, seperti daging berlemak dan jeroan
- Hentikan kebiasaan merokok dan jauhi asap rokok. Rokok dapat memperburuk kondisi paru-paru Anda.
- Hentikan juga kebiasaan minum alkohol. Alkohol dapat meningkatkan risiko kerusakan hati, selain dari beberapa obat yang dikonsumsi untuk mengobati TBC.
Jadi, marilah kita semua senantiasa menerapkan pola hidup yang sehat. Dan menghindari pola hidup yang jauh dari kata sehat, contoh kecil seperti berhenti merokok. Agar terhindar dari penyakit TBC ini. Paling tidak kita mengetahui apa saja gejala-gejalanya.
Tentang Penulis:
Safa Kamila Oktavia
Mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya
No responses yet