Penulis: Lutfiatur Rohmah, S.Gz, di review oleh Arizta Primadiyanti, S.Gz, RD & Fildzah Auliaul Haq, SKM
Halo teman-teman, kalian udah pada tahu tentang Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) ? atau mungkin sering mengalami tanda dan gejalanya?. Yuk kita bahas seputar info tentang PCOS.
Apa itu Sindrom Ovarium Polistik ?
Sindrom Ovarium Polikistik atau sering disingkat PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) adalah kumpulan tanda dan gejala yang mengarah pada gangguan fungsi ovarium. PCOS ditandai dengan kadar hormon androgen yang tinggi, periode menstruasi yang tidak teratur, dan terdapat kista kecil di salah satu atau kedua ovarium.
Hormon androgen berfungsi untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan organ reproduksi pria, namun hormon ini juga terdapat pada wanita. Hormon androgen pada wanita tidak sebanyak pada pria. Wanita dengan PCOS, memiliki kadar hormon androgen yang tinggi dari biasanya.
Makna kata “polikistik” pada PCOS berarti banyak kista. PCOS memungkinkan terjadinya pembesaran ovarium yang di dalamnya terdapat kista-kista kecil. Kista adalah benjolan atau kantung yang berisi cairan. Setiap benjolan memiliki sel telur yang tidak matang dengan sempurna, kondisi ini dapat menghambat proses ovulasi. Saat ovulasi terhambat, maka kadar hormon estrogen, progesteron, FSH, dan LH berubah. Hormon estrogen dan progesteron akan lebih rendah dari biasanya, sedangkan hormon androgen akan lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini akan yang menyebabkan periode menstruasi tidak teratur dan sulit hamil.
Gejala PCOS biasanya mulai muncul di awal masa pubertas. Sebanyak 6-20 % wanita usia subur berpotensi mengalami sindrom ini.
Apa Penyebab PCOS?
Belum diketahui secara pasti penyebab dari PCOS, namun hiperandrogenisme (tingginya kadar hormon androgen dalam tubuh) terbukti menjadi bagian yang sangat krusial dalam memicu PCOS. Beberapa hal yang dapat memicu tinnginya hormon androgen adalah faktor genetik, resistensi insulin, dan inflamasi.
Apa Tanda dan Gejala PCOS ?
Tanda dan gejala PCOS dapat diklasifikasikan menjadi 3 yakni :
- Hiperandrogenisme ditandai dengan tes laboratorium yang menunjukkan tingginya kadar hormone testosteron dan androstenedione. Kondisi ini memicu hirsutisme (tumbuh rambut tebal dan gelap pada wanita di area yang biasanya tumbuh rambut pada pria), androgenic alopecia (kebotakan), akantosis nigricans (gangguan pigmentasi kulit), serta jerawat.
- Menstruasi yang tidak teratur ditandai dengan tingginya hormone perangsang ovulasi /LH (Luteinizing Hormone). Kondisi ini memicu oligomenorea (siklus haid yang tidak teratur dan susah dipresiksi) dan amenorea (tidak dapat haid).
- Ovarium polikistik yakni terdapat ≥ 12 folikel di setiap ovarium, setiap folikel berukuran 2-9 mm.
Makanan apa yang tepat untuk penderita PCOS?
Perbanyak asupan berikut ini :
- Sayuran tinggi serat, seperti brokoli, kubis, kembang kol,selada, dan berbagai sayuran hijau
- Protein tanpa lemak seperti ikan, tahu, daging ayam
- Makanan yang mengandung anti-inflamasi dan rempah seperti tomat, bayam, kubis, kacang almond, buah-buahan serta kunyit.
Batasi asupan berikut :
- Makanan olahan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kue, Mi, pasta, dan olahan tepung gandum lainnya.
- Cemilan dan minuman manis, terutama dari makanan dan minuman kemasan. Oleh karena itu sangat penting untuk melihat label kecukupan gizi pada produk makanan.
- Makanan yang dapat memicu inflamasi seperti daging merah, margarin, dan produk olahan daging lainnya.
Referensi
El Hayek, S., Bitar, L., Hamdar, L., Mirza, F., & Daoud, G. (2016). Poly Cystic Ovarian Syndrome: An Updated Overview. Frontiers In Physiology, 7. https://doi.org/10.3389/fphys.2016.00124
Ndefo, U. A., Eaton, A., & Green, M. R. (2013). Polycystic ovary syndrome: a review of treatment options with a focus on pharmacological approaches. P & T : a peer-reviewed journal for formulary management, 38(6), 336–355.
Watson, S. (2018). Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Symptoms, Causes, and Treatment. [online] tersedia di https://www.healthline.com/health/polycystic-ovary-disease. Diakses pada 3 Maret 2020.
Whelan, C. (2018). Can My Diet Relieve Symptoms of Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)?. [online] tersedia di https://www.healthline.com/health/pcos-diet. Diakses pada 3 Maret 2020.
Witchel, S., Oberfield, S., & Peña, A. (2019). Polycystic Ovary Syndrome: Pathophysiology, Presentation, and Treatment With Emphasis on Adolescent Girls. Journal Of The Endocrine Society, 3(8), 1545-1573. https://doi.org/10.1210/js.2019-00078
No responses yet