Penulis: Irene Nucifera Puspitadewi, S.Gz; di review oleh Cintya Ayu Permatasari, S.Gz, RD
Systemic Lupus Erythematosus atau Lupus adalah penyakit autoimun dan peradangan kronis yang memiliki ciri-ciri menyerang berbagai organ dan menyebabkan komplikasi. Penyakit autoimun adalah penyakit dimana sistem imun bekerja secara over reaktif atau berlebihan sehingga menyerang serta merusak sel dan jaringan sehat pada tubuh. Terapi melalui makanan menjadi salah satu pendekatan yang dapat memberikan kontribusi untuk mengurangi penyakit penyerta (komorbid) dan meningkatkan kualitas hidup pasien atau penyintas lupus. Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya manfaat omega-3 untuk terapi pada penyakit-penyakit kronis termasuk lupus.
Manfaat omega-3 bagi penderita lupus adalah:
- Menurunkan konsentrasi dari mediator penanda peradangan atau inflamasi
- Kandungan EPA dan DHA dalam omega-3 memiliki karakteristik anti-inflamasi dan memengaruhi sistem imun tubuh menjadi normal
- Kandungan EPA dan DHA dalam omega-3 menghambat zat-zat oksidatif atau racun dalam tubuh
- Omega-3 berperan sebagai metabolit bioaktif seperti resolvins, protectisn dan maresins yang berfungsi sebagai faktor-faktor penentu dalam menghambat sel-sel proinflamasi
Rendahnya omega-3 dapat berkontribusi pada memburuknya kondisi peradangan atau inflamasi yang dibuktikan dari beberapa pasien yang telah menjadi subjek penelitian. Peneliti menemukan status omega-3 (EPA dan DHA) yang lebih tinggi pada sel lemak pasien dengan lupus dapat mengurangi peningkatan aktivitas penyakit yang dinilai dari SLEDAI (Indeks Aktivitas Penyakit Lupus) dan tidak ditemukan adanya pembentukan plak pada pembuluh arteri.
Manfaat omega-3 juga ditunjukkan melalui suplementasi omega-3 melalui minyak ikan yaitu adanya pengaruh pada mekanisme inflamasi dan aterosklerosis. Pada penelitian lain menunjukkan suplementasi omega-3 melalui minyak ikan dan minyak zaitun menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada nilai laboratorium pasien lupus. Pemberian suplementasi minyak ikan (EPA 540 mg + DHA 360 mg) per kapsul menunjukkan penurunan tingkat aktivitas penyakit yang dinilai dari SLAM (Skor Pengukuran Aktifitas Lupus).
Sumber omega-3 dalam makanan dapat ditemukan pada:
Sumber Hewani
- Ikan Sarden : EPA 6,6 g/kg dan DHA 19,0 g/kg (25,6 g Omega-3/kg)
- Ikan Herring : EPA 8,5 g/kg dan DHA 8,3 g/kg (16,8 g Omega-3/kg)
- Ikan Salmon : EPA 6,2 g/kg dan DHA 5,8 g/kg (12,0 g Omega-3/kg)
- Ikan Makerel : EPA 1,6 g/kg dan DHA 5,8 g/kg (7,4 g Omega-3/kg)
- Ikan Kod : EPA 0,6 g/kg dan DHA 1,5 g/kg ( 2,1 g Omega-3/kg)
Sumber Nabati
- Kacang Almond : 0,4g/100g (bahan mentah)
- Biji Chia : 3,9g/100g (bahan kering)
- Biji Flax : 22,8g/100g
- Kacang Kedelai Kernel : 1,5g/100g
- Kacang Walnut Hitam : 3,3g/100g
- Kacang Walnut Inggris dan Persia : 6,8g/100g
- Kacang Polong : 0,3g/100g
- Brokoli, Bunga Kol, Selada, Bayam : 0,1g/100g (bahan mentah)
- Kacang Kedelai : 3,2g/100g (bahan mentah)
- Alpukat Kalifornia: 0,1/100g
- Stroberi: 0,1/100 g
Kesimpulan
Manfaat Omega-3 dalam kesehatan manusia termasuk pada penyintas lupus sudah terbukti dalam beberapa penelitian. Omega-3 terdiri dari EPA dan DHA yang memiliki peran dalam mengurangi inflamasi, menghambat zat-zat oksidatif atau racun, membuat sistem imun tubuh menjadi normal dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh arteri. Orang dengan penyakit lupus memiliki sistem imun yang tidak normal sehingga terapi diet yang didukung dari konsumsi omega-3 baik melalui makanan atau suplementasi dapat mengurangi indeks aktivitas penyakit dan mengurangi peradangan atau inflamasi. Pengonsumsian suplementasi juga harus disesuaikan dengan tingkat aktivitas penyakit dan tetap harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat dikarenakan kondisi tiap individu yang berbeda dan kandungan formulasi supelementasi omega-3 dalam setiap produk berbeda-beda.
Daftar Pustaka:
- Aparicio-Soto,Marina., Sánchez-Hidalgo, Marina., & Alarcón-de-la-Lastra, Catalina. (2017). An Update on Diet and Nutritional Factors in Systemic Lupus Erythematosus Management. Nutrition Research Reviews, 30, 118–137. https://doi.org/10.1017/S0954422417000026
- Borges, M.C., de Miranda Moura Santos, F., Telles R.W., Toulson Davisson Correia, M.I., Costa Duarte Lanna, C. (2014). Polyunsaturated Omega-3 Fatty Acids and Systemic Lupus Erythematosus: What do We Know?. Rev Bras Reumatol, 5 4(6):459–466. http://dx.doi.org/10.1016/j.rbr.2013.12.002.
- Li X., Bi X., Wang S., Zhang Z., Li F & Zhao AZ. (2019). Therapeutic Potentialof ω-3 Polyunsaturated Fatty Acids in Human Autoimmune Diseases. Front. Immunol. 10:2241. https://dx.doi.org/10.3389%2Ffimmu.2019.02241s
- DHA- and EPA-derived Resolvins, Protectins, and Maresins in Airway InflammationDuvall, Melody G.,Levy, Bruce D. (2016). Eur J Pharmacol 785: 144–155. https://doi.org/10.1016/j.ejphar.2015.11.001
- Bioengineered Plants Can Be a Useful Source of Omega-3 Fatty Acids. (2017).Khan, Waleed A., Chun-Mei, Hu., Khan, Nadeem., Iqbal, Amjad., Lyu, Shan-Wu & Shah, Farooq. BioMed Research International 2017: 1-9. https://doi.org/10.1155/2017/7348919
- Robinson, Jennifer. 2020. WebMD Medical Reference What Are Autoimmune Disorders?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/autoimmune-diseases (diakses pada 22 Juli 2020)
Tentang Penulis
Irene Nucifera Puspitadewi, S.Gz
Alumni Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
No responses yet